Oleh: Reska Ardiansyah
Seringkali orang tua bingung memilih antara terapi berenang atau les berenang untuk anaknya yang masih kecil. Cara bersosialisasi, pola asuh dan juga pola gerak menjadi pertimbangan orang tua untuk mengikutsertakan anak-anaknya ke dalam aktifitas olahraga. Dari banyaknya olahraga yang ada, salah satu yang menjadi favorit untuk para orang tua dan anak adalah olahraga berenang. Berenang memang banyak sekali manfaatnya, sehingga tidak heran banyak sekali orang tua yang memilihkan berenang sebagai pilihan olahraga untuk anaknya.
Namun
sebagian orang tua juga cukup dibuat “galau” dengan pilihan materi berenang sehingga
tidak jarang para orang tua mengikutsertakan anaknya untuk berenang hanya atas
dasar rekomendasi guru, psikolog atau juga dokter anak dengan tujuan tertentu.
Jadi berenang tidak hanya sebagai ajang untuk meraih prestasi saja tetapi juga
bisa menjadi media terapi. Dari situ terlihat bahwa kegiatan berenang rata-rata
bertujuan tidak hanya sebagai ajang meraih prestasi, namun juga sebagai media
terapi.
Apa bedanya terapi berenang
dengan les berenang?
Dari
sekian banyaknya manfaat dan tujuan berenang, ternyata terdapat bagian dari
gerakan berenang yang bisa dijadikan gerakan terapi.
Terapi berenang, Pada dasarnya terapi berenang adalah segala aktivitas yang
dilakukan melalui pendekatan gerakan-gerakan berenang. Namun untuk melakukan
terapi berenang ini, diperlukan orang yang sudah berpengalaman dan memahami
betul tujuan dari setiap gerakan yang diberikan kepada anaknya. Seorang terapis
atau pelatih terapi berenang diharapkan mampu menganalisis dengan baik hambatan
yang dialami anaknya, sehingga pelatih dapat membuat program dan
tahapan-tahapan yang tepat untuk memperbaiki hambatan yang dimiliki anaknya. Terdapat
3 potensi yang wajib diperhatikan ketika melakukan observasi terhadap anak yang
akan melakukan terapi berenang, yaitu: basic
psychomotor skill, basic attitude dan basic understanding. Ketiga potensi
tersebut merupakan modal dasar pelatih atau terapis untuk melakukan treatment, misal ada anak yang mengalami
kesulitan saat diminta memasukkan kepala ke dalam air. Dalam kasus seperti ini
kita tidak bisa langsung melakukan latihan memasukkan kepala ke dalam air,
namun yang dilakukan pertama kali adalah mengecek 3 potensi yang tadi telah
dijelaskan. Bisa saja anak tersebut tidak mengalami hambatan di motorik dan
perilaku tetapi ia mengalami hambatan pemahaman. Hambatan pemahaman tersebut
mungkin terjadi karena pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan, sehingga
peristiwa tersebut membekas dalam dirinya (berefek traumatis) missal, mengalami
peristiwa tenggelam. Memamg banyak
sekali faktor yang mendukung keberhasilan anak selama mengikuti terapi berenang,
sehingga pelatih atau terapis dituntut teliti dalam menganalisis sebuah
hambatan yang dialami anak.
Les berenang, dalam kegiatan berenang anak-anak akan
dilatih bagaimana untuk dapat berenanang dengan baik dan disesuaikan dengan
level kemampuan motorik anak. Jika kemampuan dasar anak yang meliputi adaptasi
air dan kemampuan motoriknya tidak mengalami hambatan yang cukup berarti, maka
anak akan dengan mudah menerima semua materi dasar renang hingga tingkat mahir.
Informatif sekali artikel renangnya.
BalasHapusperaturan permainan bola basket